Senin, 29 Juni 2015

PENGERTIAN DAN CONTOH PURCHASE

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN RANTAI PASOK)

Tantangan yang dihadapi dunia manufaktur berubah dan semakin bera dari masa ke masa. Di Era tahun 1960-an orang mengenal Fprd sebagai salah satu [erusahaan ternama di dunia. Mereka terkenal dengan kemampuannya memproduksi mobil yang standar, yaitu “Model T”, berwarna hitam. Sistem produksi mereka kita kenal dengan istilah mass production atau produksi massal.
Produktifitas, efisiensi dan utilitas sistem produksi adalah tiga kata kunci.
Tahun 70 s/d 80-an persaingan dunia manufaktur meningkat seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dan mulai diperhitungkannya industri Jepang dalam dunia bisnis global.
Pengendalian kualitas tidak lagi cukup hanya dilakukan dengan model inspeksi produk, tetapi leih fundamental dengan melihat proses. Kualitas produk juga tidak lepas dari kualitas bahan baku yang dikirim supplier. Muncullah konsep dan teknik pengendalian kualitas seperti statistical process control (SPC) dan Total Quality management (TQM).
Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi, persaingan dunia bisnis semakin ketat.
Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup.
SUPPLY CHAIN DAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Diantaranya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Ada 3 macam aliran supply chain :
  1. Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik.
  2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
  3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.
Supply chain management (SCM) pertama kali dikemukaakan  oleh Oliver & Weber pada tahun 1982(cf.Oliver & Weber, 1982; lambert et al. 1998). SCM adalah metode,alat, atau pendekatan pengelolaannya. SCM merupakan metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi.
Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Dengan tujuan, guna memenuhi kepuasan konsumen, serta bekerjasama membuat produk yang murah, pengiriman cepat dan kualitas yang bagus.
AREA CAKUPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAGIANCAKUPAN KEGIATAN ANTARA LAIN
Pengembangan ProdukMelakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.
PengadaanMemilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor suplly risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan & PengendalianDemand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Operasi / ProduksiEksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman / DistribusiPerencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi.

–          Kegiatan merancang produk baru (Produk Development)
–          Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement)
–          Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & Control)
–          Kegiatan melkukan produksi (Production)
–          Kegiatan melakukan pengiriaman / distribusi (Distribution)
Functional Division pada perusahaan manufaktur dikelompokkan sbb :
  • Bagian Pengembangan produk
  • Bagian Pembelian atau bagian pengadaan (Purchasing, Procurement atau supply function)
  • Bagian produksi
  • Bagian perencanaan produksi ( Production Planning and Inventory Control (PPIC))
  • Bagian pengiriman atau distribusi barang jadi.
ANTARA FUNGSI FISIK DAN FUNGSI MEDIASI PASAR
Klasifikasi kegiatan Supply chain menurut seorang profesor di Wharton School, Universitas of Pennsylvania,
  1. Kegiatan mediasi pasar
Tujuan untuk mencari titik temu antara apa yang diinginkan konsumen dengan apa yang akan di produksi.
  1. Kegiatan fisik
Merupakan kegiatan mendapatkan bahan baku, konversi bahan baku dan komponen menjadi produk jadi, menyimpan serta mengirimkan ke konsumen.
Aktifitas Supply Chain :
Aktifitas FisikAktifitas mediasi pasar
  • Sourching (mencari bahan baku)
  • Produksi
  • Penyimpanan material/ produk
  • Distribusi / transportasi
  • Pengembalian produk (return)
  • Riset pasar
  • Pengembangan prouk
  • Penetapan harga diskon
  • Pelayanan purna jual
 

TANTANGAN DALAM MENGELOLA SUPPLY CHAIN
Tantangan 1. Kompleksitas struktur supply chain
Karna melibatkan banyak pihak didalam maupun luar perusahaan. Dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda, bahkan tidak jarang bertentangan.
Tantangan 2. Ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan sumber utama kesulitas, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap rencana. Diantaranya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pesanan dan ketidakpastian pengiriman.
PERAN TEKNOLOGI INTERNET
Keberhasilan Supply chain tak lepas dari teknologi internet. Diantarany a:
  • Membuat kata-kata kolaborasi, koordinasi dan integrasi menjadi berarti dan terlaksana dalam praktek di lapangan
  • Pihak supply chain dapat dengan mudah memperoleh informasi dan transaksi dengan mudah
  • Banyak model yang dapat diaplikasikan ke internet dari konteks supply chain management
Ada 2 contoh 2 aplikasi internet dalam supply chain menegement :
  1. Electronic procurement (e-procurement)
  2. Electronic Fulfillment (e-Fulfillment)
STRATEGI SUPPLY CHAIN
DEFINISI SUPPLY CHAIN
Supply chain adalah sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis si sepangjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antaa apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber data yang ada pada supply chain tersebut. Strategi ini sangat penting untuk menciptakan daya saing di pasaran.
Tujuan strategi :
  • Mempertemukan aspirasi pelanggan dan kemampuan supply chain.
  • Dari segi pasar harus menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi
Tujuan strategi ini dapat terwujud apabila internal supply chain memiliki kemampuan untuk menciptakan efisiensi, kualitas, kecepatan, fleksibilitas, dan kemampuan berinovasi.
Untuk menciptakan strategi yang tepat, suplly chain harus memahami karakteristik produk dan pasar dengan baik. Ada dua klasifikasi umum karakteristik produk pada supply chain yaitu produk fungsional dan produk inovatif.
Strategi supply chain untuk kedua produk tersebut tidak sam. Produk fungsional lebih tepat didukung oleh strategi efisiensi fisik, sedangkan produk inovatif harus didukung oeh supply chan yang responsif terhadap kebutuhan pasar.
Strategi supply chain harus didukung oleh kebijakan  atau keputusan taktis yang terkait. Keputusan atau kebijakan itu meliputi lokasi fasilitas, sistem produksi, persediaan, transportasi, pasokan, dan pengembangan produk.
Erat kaitannya dengan strategi supply chain dalah penempatan decoupling point. Decoupling point adalah titik temu anara kegiatan yang disetir oleh permintaan pelanggan dan kegiatan yang dilakukan atas dasar ramalan. Fokus supply chain di sebelah hulu dan sebelah hilir supply chain tidaklah sama. Efisiensi fisik lebih tepat untuk kegiatan si hulu posisi decoupling point sedangkan aspek fleksibilitas, inovasi dan kecepatan respon penting pada kegiatan di sebelah hilir decoupling point.
PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan funfgsi-fungsi lainny seperti pengadaan material, produksi, dan distribusi.
Siklus hidup produk yang semakin pendek membawa banyak implikasi terhadap bagaimana perusahaan bersaing di passar serta bagaimana mereka harus mengelola aktivitas-aktivitas supply chain.
TIME TO MARKET SEBAGAI FAKTOR KEUNGGULAN BERSAING
Fase-fase kegiatan dalam perancangan produk secara umum adalah :
  • Idea generation
  • Business / techincal assessment
  • Product concept
  • Product engineering & design
  • Prototype design
  • Test and pilot production
  • Manufacturing ramp up
  • Launch
Cara yang  bisa dilakukan perusahaan euntuk memperpendek time to market, diantaranya :
  1. Keterlibatan banyak pihak mulai dari wakil-wakil bagian (Fungsional) di dalam perusahaan maupun pihak luar seperti supplier dan pelanggan
  2. Manajemen proyek yang bagus
  3. Tim perancangan produk yang solid, dinamis dan enerjik
  4. Serta, teknologi yang mendukung
MERANCANG JARINGAN
SUPPLY CHAIN
Implementasi strategi supply chain yang efektif apabila supply chain memiliki jariangan dengan konfigurasi jaringan bisa menentukan apakah suatu supply chain akan bisa menjadi responsif atau efisien.
Dasar keputusan strategis dari supply chain diantaranya :
  1. Keputusan tentang lokasi fasilitas produksi dan gudang dan keputusan tentang pembelian
  2. Keputusan outsourching
  3. Keputusan tentang aliran produk atau barang pada fasilitas-fasilitas fisi tersebut.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang konfigurasi supply chain, diantaranya:
  • Aspek lingkungan bisnis seperti kondisi ekonomi
  • Sosial politik
  • Keamanan
  • Infrastruktur
PENGELOLAAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PRODUKSI
Permintaan terhadap barang atau jasa adalah awal dari semua kegiatan supply chain. Kegiatan produksi, pengiriman, perancangan produk dan pembelian material semua mengikuti permintaan yang datnag dari pelanggan.
Pada perusahaan make to stock (MTS), kegiatan produksi, pembelian material, dan pengiriman produk ke tempat penjualan dilakukan sebelum perusahaan tahu berapa produk akan terjual. Pada system produksi make to order (MTO), beberapa aktifitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen memang bisa ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktifitas seperti penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau ramalan.
PERAMALAN PERMINTAAN VS PENGELOLAAN PERMINTAAN
Peramalan permintaan adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaa terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu. Atau dengan kata lain ramalan dibagi menjadi 3, yaitu dimensi waktu, dimensi produk, dimensi wilayah.
Ramalan yang tidak akurat dapat menimbulkan permasalahan dalam supply chain.
Demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah dipenuhi oleh supply chain. Dengan kata lain diupayakan dengan aktif menyakinkan bahwa profil permintaan pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi.

 PERAMALAN (FORECASTING)

Peramalan (forecasting) : adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dengan menggunakan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis.
Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :
  • Peramalan berdasarkan jangka waktu :
1. Peramalan jangka pendek ( kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan : digunakan untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, tingkat produksi),
2. Peramalan jangka menengah ( tiga bulan hingga tiga tahun : digunakan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana operasi),
3. Peramalan jangka panjang ( tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan).
  • Peramalan berdasarkan rencana operasi
1. Ramalan ekonomi : membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator perencanaan lainnya,
2. Ramalan teknologi : berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi dan  produk baru,
3. Ramalan permintaan : berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan. Ramalan ini disebut juga ramalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan siatem penjadualan perusahaan.
  • Peramalan berdasarkan metode / pendekatan :
1. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan  data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan,
2. Peramalan kualitatif, menggunakan intuisi, pengalaman pribadi dan berdasarkan pendapat (judment) dari yang melakukan peramalan

Metode peramalan:

Peramalan berdasarkan metode terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Metode Kuantitatif

  • Metode Peramalan Kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Model seri waktu / metode deret berkala (time series)  metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu,
2. Model / metode kausal (causal/explanatory model), mengasumsikan variabel yang diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas (independent variable).
1. Model Seri Waktu / Metode deret berkala, terbagi menjadi :
1. Rata-rata bergerak (moving averages),
2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
3. Proyeksi trend (trend projection)
Penjelasan:
1. Rata-rata bergerak (moving averages),
  • Rata-Rata Bergerak Sederhana (simple moving averages) : bermanfaat jika diasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil  :
  • Rata-Rata Bergerak Tertimbang (weighted moving averages) : apabila ada pola atau trend yang dapat dideteksi, timbangan bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai baru :
2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
Penghalusan Eksponensial : metode peramalan dengan menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Istilah eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan/timbangan (faktor penghalusan dari periode-periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial.
3. Proyeksi trend (trend projection)
Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis.
2. Model / metode kausal (causal/explanatory model)
Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel alin yang mempengaruhinya tetapi buakn waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :
  1. Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.
  2. Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
  3. Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.

Peramalan menggunakan metode regresi:

Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan.
Hal- hal yang perlu diketahu sebelum melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu mengetahui kondisi- kondisi seperti :
  1. Adanya informasi masa lalu
  2. Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data (dikuantifikasikan)
  3. Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.
Adapun data- data yang ada dilapangan adalah :
  1. Musiman (Seasonal)
  2. Horizontal (Stationary)
  3. Siklus (Cylikal)
  4. Trend
Dalam menyusun ramalan pada dasarnya ada 2 macam analisis yang dapat digunakan yaitu :
  1. Analisi deret waktu(Time series), merupakan analisis antaravariabel yang dicari dengan variabel waktu
  2. Analisis Cross Section atau sebab akibat (Causal method), merupakan analisis variabel yang dicari dengan variabel bebas atau yang mempengaruhi.
Ada dua pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan metode regresi sederhana yaitu :
  1. Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier
  2. Analisis deret untuk regresi sederhana yang non linier
Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti:
Y = F (x)
Dimana :
Y = Dependent variable (variabel yang dicari)
X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)
Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut :
Y = a + b x
Dimana a dan b adalah merupakan parameter yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

a
kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :
b

2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan dan pengalamanseseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan kualitatif dapat menggunakan teknik/metode peramalan, yaitu :
  1. Juri dari Opini Eksekutif : metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil manajer puncak/top manager (pemasaran, produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.
  2. Gabungan Tenaga Penjualan : setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara menyeluruh.
  3. Metode Delphi : dalam metode ini serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, jawabannya kemudian diringkas dan diberikan kepada para ahli untuk dibuat peramalannya. Metode memakan waktu dan melibatkan banyak pihak, yaitu para staf, yang membuat kuesioner, mengirim, merangkum hasilnya untuk dipakai para ahli dalam menganalisisnya. Keuntungan metode ini hasilnya lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil peramalan diharapkan mendekati aktualnya.
  4. Survai Pasar (market survey) : Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelian pada periode yang diamati. Survai dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon, atau wawancara langsung.

Memantau Ramalan

  • Bila peramalan sudah selesai, yang paling adalah tidak melupakannya. Sangat jarang manajer yang ingin mengingat bila hasil ramalan mereka sangat tidak akurat, tetapi perusahaan perlu menentukan mengapa permintaan aktual (variabel yang diuji) secara signifikan berbeda dari yang diproyeksikan.
  • Salah satu cara untuk memantau peramalan  guna menjamin keefektifannya adalah menggunakan isyarat arah.
  • Isyarat Arah (Tracking Signal) : adalah pengukuran tentang sejauh mana ramalan memprediksi nilai aktual dengan baik
  • Isyarat Arah, dihitung sebagai jumlah kesalahan ramalan berjalan (running sum of the forecast error, RSFE) dibagi dengan deviasi absolut mean (MAD)

Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:
  1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan
Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.
  1. Membuat diagram pencar (Plot Data)
Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis (X).
       3.      Memilih model peramalan yang tepat
Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.
  1. Melakukan Peramalan

  1. Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan dalam:
et = Y(t) – Y’(t)
Dimana : Y(t)  = Nilai data aktual pada periode t
Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t
t       = Periode peramalan
Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors) danEstimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)
SSE = S e(t)2 S[Y(t)-Y’(t)]2
  1. Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.
Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.
  1. Melakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.
METODE PERAMALAN LAINNYA
  • Metode Market Experiment (Percobaan Pasar)
Yaitu suatu cara untuk membuat peramalan permintaan dengan melakukan uji coba pada segmen atau bagian pasar tertentu. Uji coba dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Metode ini biasanya digunakan untuk produk baru atau produk yang mengalami inovasi atau pengembangan.
–          Contoh: Pada produk Rokok Halim diberikan kepada konsumen secara gratis selama 1 bulan di berbagai tempat untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut atau memberi diskon saat produk ini launching. Setelah respon masyarakat bagus, lalu Hilam dijual secara bertahap yaitu Rp 2.500,00 lalu dijual secara stabil pada harga Rp 4.000,00 karena termasuk produk baru oleh karena itu tetap dijual di bawah harga pasar agar dapat menarik minat konsumen.
  • Metode Peramalan Dengan Pendekatan Marketing Research

Dalam melakukan peramalan permintaan konsumen, berbagai metode dapat digunakan terutama dengan pendekatan penelitian pemasaran (Marketing Research) karena bagian pemasaranlah yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Metode peramalan yang sering digunakan yaitu:
–          Survey Pelanggan
Survey pelanggan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan persepsi konsumen atau pelanggan dengan cara mewawancarai konsumen secara langsung atau memberikan kuisioner yang sudah dipersiapkan. Biasanya juga disertakan nomer telephone atau alamat pada suatu produk agar konsumen bisa secara leluasa menyampaikan saran ataupun kritik.

PENGERTIAN DAN CONTOH 5S IMPROVEMENT

Continuous Improvement 5S
Semangat continuous improvement (dalam istilah Jepang adalah Kaizen) merupakan semangat perbaikan terus menerus yang telah lama menjadi filosofi keberhasilan perusahaan – perusahaan besar di Jepang. Continuous improvement dapat dilakukan dengan berbagai cara dan alat namun dengan prinsip yang sama yaitu bagaimana menghilangkan waste – waste (hal–hal yang tidak berguna) sehingga proses bisnis dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam pelatihan ini akan dibahas apa dan bagaimana filosofi serta semangat dari continuous improvement dapat menjadi budaya dalam perusahaan. Ada 2 alat yang akan dibahas dalam pelatihan ini yaitu Business Process Reengineering dan 5S. Dalam Business Process Reengineering akan dibahas bagaimana caranya membuat proses bisnis menjadi lebih singkat sehingga perusahaan dapat menciptakan keuntungan dalam persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini. Dalam 5S akan dibahas bagaimana caranya menghilangkan waste dan merapikan lingkungan kerja disekitar kita, hal yang sederhana namun powerful, sehingga dapat meningkatkan produktifitas dari karyawan.
Sasaran Program:
- Anda akan mendapatkan filosofi dari semangat Continuous Improvement
- Anda akan mendapatkan knowledge mengenai 8 waste (pemborosan) dan bagaimana menghilangkannya.
- Anda akan mendapatkan knowledge mengenai pentingnya berpikir cross function (lintasfungsi) dalam organisasi sebagai modal awal untuk memahami proses bisnis yang terintegrasi.
- Anda akan mendapatkan knowledge dan skill untuk melakukan langkah – langkah dalam business process reengineering termasuk bagaimana menghitung cost dan benefit perubahan yang ada serta bagaimana menterjemahkan implementasi perubahan tersebut dalam bentuk rencana kerja.
- Anda akan mendapatkan knowledge dan skill untuk melakukan langkah – langkah dalam melakukan 5S dalam skope kerja organisasi maupun lingkungan kerja yang paling kecil.
Outline Materi 
Part.1 Filosofi Continuous Improvement
· Apa itu continuous improvement ?
· 7 Unsur penting dalam continuous improvement
· 8 Pemborosan yang harus dihilangkan.
Part.2 Cross Function MindSet
· Apa bedanya memiliki pola pikir cross function (lintas fungsi) dengan hanya memikirkan 1 fungsi saja (sehingga menghasilkan kesenjangan fungsi /silo) dalam organisasi ?
· Mengapa setiap orang khususnya level supervisor keatas , harus memiliki pola pikir cross function (lintas fungsi)?
Part.3 Business Process Reengineering
· Pengertian mengenai proses bisnis di perusahaan
· Apa itu Business Process Reengineering (BPR)?
· 6 fase dalam melakukan BPR
Part.4 Business Process Reengineering
· Bagaimana melakukan perubahan proses bisnis dari kondisi As Is (saat ini) ke kondisi To Be (kondisi target yang diinginkan)?
· Faktor–faktor yang harus dibuat dalam mengajukan kondisi To Be yaitu obyektif, perhitungan cost & benefit serta rencana implementasi
· Pembahasan contoh kasus dan workshop mengerjakan kasus
Part.5 5S
· Filosofi dari 5S
· Apa tujuan melakukan 5S, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal?
· 5 tahapan dari 5S
· Pembahasan contoh kasus dan workshop mengerjakan kasus.

PENGERTIAN DAN CONTOH KANBAN

‘KANBAN’

Contoh Peta Kanban
Contoh Peta Kanban
Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke-17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang
Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses-proses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu “pembeli” Restocking spesifik lokasi.
“Kanban” menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja

DEFINISI KANBAN
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.
  • Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.
Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal
Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal
Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.
 6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
FUNGSI KANBAN DAN ATURAN KANBAN
  1. Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.
Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
  1. Perintah
    Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
  2. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.
    Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
  3. Pengendalian Visual
    Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
  4. Perbaikan Proses dan Operasi Manual
    Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
  5. Pengurangan Biaya Pengelolaan
    Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.

PENGERTIAN DAN CONTOH BULLWHIP EFFECT

Bull whip effect

Images

Bullwhip effect atau efek cambuk  serta contohnya:
    merupaka  suatu keadaan yang terjadi dalam rantai suplai dimana permintaan dari customer terjadinya perubahan (distorsi). Perubahan tersebut dapat  mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai.Kelemahan pada aliran informasi dan koordinasi tersebut seringkali menimbulkan distorsi informasi yang salah satunya
berupa ter-amplifikasinya variabilitas permintaan dari downstream channel ke
upstream channel dan ini lah yang dinamakan dengan fenomena bullwhip effect. Keberadaan
bullwhip effect akan menyebabkan inefisiensi pada supply chain, terutama dalam hal
perencanaan produksi dan pengiriman produk.
Dalam hal ini suplai dari produsen ke konsumen akan berjalan dengan lancar meskipun melalui berapa tahapan.
CONTOH:
Misalkan dari produsen sesudah barang jadi diproduksi dikirim ke gudang, kemudian dari gudang dilanjutkan disebar ke distributor, setelah dari distributor barulah akan disebarkan ke penjual eceran (retail), dan terakhir akan diterima ketangan customer (pembeli). Permasalahan baru akan terjadi ketika, hasil penjualan suatu periode dijadikan referensi untuk rencana produksi diwaktu yang akan datang. Padahal pada kenyataannya, permintaan dari customer terus berubah-ubah. Ketidakpastian permintaan customer inilah yang menjadi penyebab utama bullwhip effect. dan ini akan meninbulkkan masalah  yang akan terjadi pada awalnya adalah kesalahan dalam memproduksi jumlah barang. Pada satu sisi ketika barang yang diproduksi jumlahnya berlebih, maka yang akan terjadi adalah penumpukan barang. Setiap penumpukkan barang akan mengakibatkan penambahan biaya penyimpananyang tentunya dapat menimbulkan  kerugian biaya tersendiri. belum lagi di tambah dengan kerusakan barang ,terjadinya kekurangan barang permintaan dari konsumen, serta adanya pesaing yang menawarkan produk serupa dengan harga yang terjangkau (sedikit lebih murah) maka ini memici terjadinya kehilangan kesempatan dalam melayani konsumen.dan juga dapat kehilangan konsumen.

PENGERTIAN DAN CONTOH TATA LETAK GUDANG

TATA LETAK GUDANG


WH LayoutHal utama yang harus diperhatikan ketika kita membuat atau merencanakan penggunaan ruang untuk suatu gudang adalah tempat penyimpanan barang serta area untuk penerimaan barang, pemilihan barang dan pengiriman barang.
Kita juga harus memperhatikan beberapa kegiatan pergudangan yang membutuhkan tempat atau ruang dalam gudang, antara lain:
  • Tempat pemeliharaan peralatan.
  • Tempat parkir.
  • Tempat untuk menyimpan barang-barang yang rusak atau barang yang harus dikembalikan atau untuk karantina dan sebagainya.
  • Tempat istirahat untuk para pekerja.
  • Tempat untuk pencatatan atau ruang administrasi.
  • Toilet dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tersebut, yaitu:
1. Ukuran tempat penyimpanan barang. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
  • Tempat yang akan dipakai untuk penyimpanan barang dan peralatan.
  • Lorong atau gang antar barang, untuk akses langsung ke barang.
  • Jarak dinding ke barang.
Ruang yang akan dipakai untuk menyimpan barang dan peralatan akan ditentukan oleh karakteristik produk dan volume dari barang atau peralatan tersebut.
Untuk barang yang memakai palet, dimensi palet akan menjadi faktor dasar untuk pengukuran ketika barang disimpan di atas palet. Jika barang yang disimpan lebih besar dimensinya dari pada dimensi palet maka perhitungan ruang akan memakai dimensi barang tersebut.
Lebar gang tergantung pada peralatan yang digunakan dalam area penyimpanan dan metode operasi yang digunakan, manual atau menggunakan peralatan penanganan. Jika peralatan penanganan akan digunakan, lingkaran berputar dari peralatan yang digunakan untuk mengakses barang harus diperhitungkan.
2. Ukuran area penerimaan barang. Tidak ada formula spesifik untuk perencanaan area ini. Jenis dan ukuran kendaraan yang membawa barang akan menentukan apakah diperlukan tempat khusus yang memungkinkan kendaraan tersebut dapat masuk ke dalam gudang untuk melakukan proses pembongkaran atau diperlukan tempat khusus untuk pembongkaran di luar gudang. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi besarnya ruang yang diperlukan. Tempat untuk melakukan pemilahan, kontrol kualitas dan persiapan penyusunan juga harus diperhitungkan berdasarkan jumlah barang yang akan diterima/dikirim atau yang harus ditangani setiap hari. Area khusus juga harus diperhitungkan jika ada barang yang harus diperiksa dan disimpan beberapa saat di tempat khusus itu sebelum hasil pemeriksaan keluar dan membolehkan barang tersebut disimpan atau disusun dengan barang yang lain. Peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan barang ditentukan oleh karakteristik produk dan karakteristik beban per unit. Ukuran dari area penerimaan barang juga akan dipengaruhi oleh metode kerja terkait. Jika barang yang dibongkar dapat dipindahkan langsung ke penyimpanan maka daerah yang diperlukan tidak terlalu besar / lebih kecil daripada jika barang harus disimpan dulu di daerah penerimaan sebelum ke penyimpanan. Juga ada kemungkinan lain yaitu menggunakan ruang yang sama untuk proses pemuatan barang dari gudang. Keuntungan dari penataan  ini adalah fleksibilitas yang lebih besar dalam penggunaan orang dan peralatan serta pengurangan jumlah ruang yang dibutuhkan di gudang. Namun ada juga kelemahannya yaitu meningkatnya resiko kemacetan jika kegiatan bongkar muat harus mengambil tempat pada saat yang sama.
3. Ukuran area pengiriman barang. Tidak ada formula spesifik untuk perencanaan area pengiriman ini. Hampir sama dengan area penerimaan barang, jenis dan ukuran kendaraan yang akan mengangkut barang akan menentukan apakah diperlukan tempat khusus yang memungkinkan kendaraan tersebut dapat masuk ke dalam gudang untuk melakukan proses pemuatan barang atau diperlukan tempat khusus untuk pemuatan barang di luar gudang. Area khusus juga harus diperhitungkan jika ada barang yang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dimuat ke kendaraan pengangkut. Peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan barang ditentukan oleh karakteristik produk dan karakteristik beban per unit. Jika barang yang akan dikirim dapat langsung dimuat ke dalam kendaraan pengangkut maka daerah yang diperlukan tidak terlalu besar / lebih kecil daripada jika barang tersebut harus disimpan terlebih dahulu di daerah pengiriman sebelum diangkut ke kendaraan.
4. Ukuran area pemilihan / pemilahan / sortir barang. Jika barang yang akan diterima harus dipilah atau disortir terlebih dahulu sebelum disimpan maka area pemilahan ini dimasukkan ke dalam perhitungan kebutuhan area. Jumlah barang yang akan dipilah akan menentukan luas daerah yang diperlukan. Selain itu metoda yang akan dipakai untuk proses pemilahan juga akan menentukan luas area yang diperlukan. Termasuk jika diperlukan proses jahit menjahit atau pergantian kemasan barang, maka diperlukan area khusus untuk kegiatan ini.
5. Aliran barang serta tata letak dalam gudang. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah:
  • Tata letak ruang untuk semua kegiatan.
  • Lokasi fisik barang di area penyimpanan (massal).
  • Bagaimana barang akan mengalir ke dalam dan keluar dari fasilitas gudang.
Tujuan mendefinisikan aliran dan tata letak dalam fasilitas gudang adalah untuk mengoptimalkan efisiensi arus barang melalui operasi atau kegiatan yang berbeda.
Tahapan pergerakan barang di dalam gudang sebagai berikut:
  • Penerimaan barang dan rotasi barang tersebut.
  • Penyimpanan barang.
  • Pergerakan barang dari tempat penyimpanan ke area pemilahan.
  • Pemilihan barang termasuk pengepakan atau perakitan ulang.
  • Pengeluaran atau pengiriman barang.
Sebisa mungkin pergerakan barang harus mencapai gerakan berkelanjutan melalui suatu proses dan meminimalkan jarak perjalanan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Ada dua pilihan tata ruang yang biasanya dipakai, yaitu “through-flow” dan “u-flow”.
Keuntungan memakai u-flow:U-Flow
  • Karena daerah penerimaan dan pengiriman berdampingan, ruangan dapat digunakan secara fleksibel, terutama jika kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada waktu yang berbeda pada hari kerja. Hal ini dapat menghemat ruang secara keseluruhan.
  • Demikian pula, personil dan peralatan dapat digunakan dengan cara yang fleksibel, mengurangi kebutuhan untuk sumber daya secara keseluruhan.
  • Karena akses utama ke gedung hanya satu tempat, maka keamanan lebih mudah untuk dikelolah.
  • Tempat untuk area penyimpanan bisa lebih besar atau banyak.
Bentuk dari through-flow seperti di bawah ini:
Through Flow

PENGERTIAN DAN CONTOH MTO DAN MTS

    PENGERTIAN MTO DAN MTS
Untuk membicarakan sistem produksi, maka mau tidak mau kita akan terkait kepada apa yang dimaksud dengan sistem dan apa yang dimaksud dengan produksi. Sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari beberapa unit atau elemen atau subsistem yang saling menunjang untuk mencapai tujuan tertentu (Ayari, 2002). Adapun pengertian produksi sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, yaitu merupakan penciptaan atau penambahan manfaat. Baik manfaat itu berupa bentuk, waktu, tempat, maupun gabungan dari manfaat-manfaat tersebut.
Dari pengertian sistem dan produksi diatas dapat ditarik definisi sistem produksi yaitu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen yang termasuk dalam sistem produksi ini adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dan fasilitas produksi yang dipergunkan dalam perusahaan, lingkungan kerja karyawan, serta standar produksi yang berlaku dalam perusahaan tersebut. Elemen atau subsistem dari sistem produksi tersebut akan membentuk konfigurasi sistem produksi.
1.      Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi
Dilihat dari tujuan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan penentuan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Bedworth dan Bailey, 1987) :

a.       Engineering to Order (ETO), yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).
b.      Assembly to Order (ATO), yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul operasional standar sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul standar tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe produk. Contohnya adalah pabrik mobil, dimana mereka menyediakan pilihan transmisi secara manual atau otomatis, AC, Audio, opsi-opsi interior, dan opsi-opsi khusus. Sebagaimana juga warna bodi yang khusus. Komponen-komponen tersebut telah disiapkan terlebih dahulu dan akan mulai diproduksi begitu pesanan dari agen datang.
c.       Make to Order (MTO), yaitu bila produsen melaksanakan item akhirnya jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut. Bila item tersebut bersifat dan mempunyai desain yang dibuat menurut pesanan, maka konsumen mungkin bersedia menunggu hingga produsen dapat menyelesaikannya.
d.      Make to Stock (MTS), yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Item terakhir tersebut baru akan dikirim dari sistem persediaan setelah pesanan konsumen diterima.

2.      Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk
Dalam kegiatan desain produk, titik berat perhatian kita adalah pada masalah “apa” yang diproduksi. Sedangkan untuk kegiatan desain proses penekannannya adalah pada bagian bagaimana kita memproduksi. Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dan ketiganya, yaitu batchdan continuous. Adapun karakteristik dari masing-masing aliran operasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Flow Shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya digunkan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang luas, diperlukan penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya bersifat MTS (Make to Stock). Bentuk umum proses flow shop  kontinyu dan flow shopterputus. Pada flow shop kontinyu, proses bekerja untuk memproduksi jenis output yang sama. Pada flow shop terputus, kerja proses secara periodik diinterupsi untuk melakukan set up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi yang berbeda.
b.      Continuous, proses ini merupakan bentuk sistem dari flow shop dimana terjadi aliran material yang konstan. Contoh dari proses continuous adalah industri penyulingan minyak, pemrosesan kimia, dan industri-industri lain dimana kita tidak dapat mengidentifikasikan unit-unit output prosesnya secara tepat. Biasanya satu lintasan produksi pada proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu jenis produk saja.
c.       Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi di mana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Volume produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produksi banyak, lama produksi tiap produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi khusus. Job shop ini bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, jadi biasanya bersifat MTO (Make to Order).
d.      Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shopdalam hal ini standarisasi produk, tetapi tidak terlalu standarisasi seperti padaflow shop. Sistem batch memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama produsi untuk tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat digunkan untuk beberapa tipe produk. Pada sistem ini, pembuatan produk dengan tipe yang berbeda akan mengakibatkan pergantian peralatan produksi, sehingga sistem tersebut harus “general purpose” dan fleksibel untuk produk dengan volume rendah tetapi variasinya tinggi. Tetapi, volume batch yang lebih banyak dapat diproses secara berbeda, misalnya memproduksi beberapa batchlebih untuk tujuan MTS dari pada MTO.
e.       Proyek, yaitu merupakan penciptaan suatu jenis produk yang akan rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya. Pada jenis proyek ini, beberapa fungsi mempengaruhi produksi seperti perencanaan, desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal atau mesin (yang biasanya dilakukan secara terpisah pada sistem job shop dan flow shop) harus diintegrasi sesuai dengan urutan-urutan waktu penyelesaian, sehingga dicapai penyelesaian ekonomis.